DijelaSkan dalam firman Allah saw
pada QS Annisa ayat 34 yang artinya “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian meeka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain(wanita) dan kerena mereka (kaum laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalihah,
ialah wanita yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak
ada karena Allah telah memelihara mereka (Q.S. An-Nisa : 34)
Ayt ini diturunkan sehubungan
dengan kasus Sa’ad bin Ar-Rabi’ Al-Anshari yang telah menampar isttrinya, putri
dari Muhammad bin Maslamah. Lalu istrinya datang menghadap keapada Nabi saw.
Atas laporan itu, beliau memerintahkan dilakukan hukuan balasan. Pada saat itu
lalu Malaikat Jibril turun menyampaikan firman Allah swt”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” Mereka (kaum
laki-laki/suami) diberi kekuasaan untuk mengurus persoalan kaum wanita dan
mendidik mereka (Abu Al-Laits).
Diriwayatkan dari Fudhail bin
Ubadah, bahwa ia berkata pernah meihat serang laki-laki masuk kedalam mesjid
dan melakukan shalat kemudan ia berdo’a :”Ya Allah amunilah aku dan berilah aku
rahmat.” Kemudian Rasulullah saw brsabda :
“wahai orang yang telah mengerjakan shalat, kamu tergesa-gesa dalam
berdo’. Apabila kamu selesai shalat, maka duduklah, lalu pujilah Allah dengan
pujian yang pantas untuknya dan bacalah shalawat kepadaku, selanjutnya
berdo’alah kepadanya.” Kemudian setelah itu terdapat orang lain melakukan
shalat. Setelah shalat ia memuji Allah dan membaca Shalaeat kepada Nabi saw.
Rasulullah saw bersabda padanya :” wahai orang yang eah mengerjakan shalat,
berdo’lah tentu do,amu akan dikabulkan. Demikian pula orang yang mendengarkan
namaku disebut, lalu ia membaca shalaat kepadaku dan berdo’a, tentu Allah akan
mengabulkan semua do’anya.”
Diriwayatkan dari Abu hurairah
ra., ia berkata , Rasulullah saw pernah bersabda yang artinya. “Sebaik-baik wanita adalah seorang wanita
yang apabila kamu (suaminya) melihatnya, ia menyenangkanmu, jika kamu
memerintah padanya (bukan pada maksiat), ia taat kepadamu, jika kamu pergi jauh
darinya, ia menjaga hartaamu dan menjaga dirinya.”kemudian beliau membaca ayat
(kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita).”
Yakni, mereka (para suami),
diberi kekusaan untuk mendidik isteri-isteri mereka dan menangani urusan
mereka.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik
ra., Nabi Saw. Bersabda.
Artinya: “pabila seorang wanita mengerjakan kewajibannya shalat, puasa dibulan
Ramadhan, menjaga farjinya, dn taat kepada suaminya, maka ia akan masuk surga
melalui pintu surga yang manapun di antara pintu-pintu surga yang ia suka.”
(Hr. Abu Nu’aim).
Dari Abdurrahman bin Auf, ia
berkata, Rasulullah saw. Bersabda :
Artinya : “Seorang wanita shalihah,
lebih baik dari pada seribu orang laki-laki yang tidak shalih. Seorang isteri
yang mengabdi pada suaminya selama tujuh hari, maka tujuh pintu neraka ditutup
darinya dan dibukakan baginya delapan pintu surga. Dia akan masuk surga melalui
pintu surga yang manapun yang dia suka, tanpa melalui proses hisab.”
Diriwayatkan dari isyah r. Ia
berkata, bahwa Rsulullah sw. Pernah bersabda:
Artinya:” Tidaklah ada seorang wanita yang sedang haid melainkan haidnya itu
sebagai kafarat (penghapus) dosa-dosanya yang telah lalu. Jika pada hari
haidnya ia berkata,”segala puji bagi Allah dalam segala hal, dan aku memohon
ampun kepada Allah dari segala dosa, maka Allah menulis baginya kebebasan dari
neraka, dapat melewati jembatan selamat dari siksa. Dan dalam setiap hari dan
malam, Allah mengangkat derajatnya sebagaimana derajt empat puluh orang yang
mati syahid, jika ia ingat kepada Allah di masa haidnya.”
Hasan Basri berkata, bahwa yang
demikian itu adalah bagi para wanita shalihah yang taat kepada suaminya, dalam
segala perkara keagamaan.
(Hikayat), Syahdan seorang
laki-laki sedang berangkat berperang di masa Nabi saw. Ia berkata kepada
isterinya :” Janganlah kamu keluar dari rumah ini, sampai aku kembali padamu.”
Lalu ayah wanita itu sakit. Dia mengutus utusan Nabi saw. Lalu beiau berpesan
pada wanita itu, seraya berkata:”Taatlah kepada suamimu. Demikian, dia
berkali-kali mengutus utusan menghadap kepada Nabi saw. Dan beliau tetap
memerintahkan agar taat kepada suaminya. Dia tetap tidak keluar rumah. Sampai
ayahnya meninggal dan tidak bisa melihat ayahnya. Namun dia tetap tegus atas
semua itu, hingga suaminya datang padanya. Lalu Allah menurunkan wahyu kepada
Nabi saw:” Sesungguhnya Allah mengampuni dosanya, ketaatannya terhadap suami.”
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan,
bahwa ia berkata Rasulullah saw bersabda yang Artinya :” Apabila seorang isteri mencuci pakian suaminya, maka Allah menulis
baginya, seribu kebajikan, mengampuni dua ribu kesalahan, dan segala sesuatu
yang tersinari oleh matahari yang terbit, memintakan ampun kepadanya dan Allah
mengangkat seribu derajat baginya.”
Posting Komentar