http://www.stokis-hpai.com/category/obat-herbal-2/

"/>
Assalamu'alaikum, Selamat Datang Di Blog Muntamar

Wasathiyah di Bidang Dakwah

IBRAH
Ustadz Abdurrahman Muhammad  
(Pimpinan Umum Hidayatullah)
"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam)." (Al-Baqarah : 256)
Wasathiyah juga berarti istiqamah dalam menjalankan manhaj dengan menjauhkan dari kecendrungan berlaku menyimpang. Wasathiyah berarti menapaki jalan lurus, yaitu manhaj Nabawi yang selalu menjadi doa setiap individu Muslim, Ihdinas shiraatalmustaqiim. Doa tersebut minimal diulang 17 kali setiap hari, saat membaca surat Al-Fatihah.
Kedua golongan yang harus dihindari kum Muslimin, bukan saja tertuju pada orang-orang yahudi yang cenderung bersikap berlebihan (ifrath) dalam segala hal. Juga bukan terbatas kepada golongan Nasrani yang cenderung melakukan pengurangan (tafrith) dan penyalahgunaan.
Sikap ifrath dan tafrith juga bisa menimpa siapa saja, termasuk dalam bidang dakwah dan amar ma'ruf nahi 'anil munkar. segolongan orang ada yang mengambil jalan kekerasan, memaksakan kehendak, dan berlebih-lebihan. Golongan ini termasuk mereka yang terkutuk.
Sedangkan golongan lain, ada yang bersikap acuh terhadap dunia dakwah. Mereka tidak tergerak untuk mendorong orang lain berbuat makruf dan tidak berkeinginan hati untuk mencegah masyarakat sekitarnya yang berbuat muankar. Mereka acuh terhadap lingkungannya. Mereka ini bisa juga disebut sebagai kelompok yang tersesat (dhaalin).
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap tawazun, bersikap seimbang dalam berdakwah. Tidak memaksakan kehendak tapi juga tidak acuh. Tidak menebarkan teror tapi tidak juga permisif. Tidak mengancam dan menakut-nakuti tapi tidak juga mentoleransi kejahatan dan kemaksiatan. Islam adalah jalan tengah.
Dakwah adalah mengajak. Setiap ajakan harus didahului dengan pemahaman, pencerahan, dan ilmu. Dakwah bukan menipu dan bukan juga memaksa.
Sebagai muslim, kita harus memiliki rasa empati agar semua manusia mengikuti jalan Islam. Kita berharap agar tak satu pun manusia, terutama orang-orang disekitar kita berada didalam kekafiran, kemaksiatan, dan kemungkaran. Rasa empati itulah yang memotivasi kita untuk berdakwah, beramar makruf dan bernahi 'anil munkar. Tak boleh ada sedikit pun motif-motif selain da'a ilallah. Itulah dakwah Rasulullah saw. Menyeru kepada jalan Allah dengan hikmah dan mauidhah hasanah.
Rasa empati, keinginan untuk menyelamatkn orang lain, kelembutan, dan kasih sayang merupakan pondasi dakwah. Itulah yang diperlihatkan oleh Rasululah saw saat mengajak pamannya, Abu Thalib untuk mmengucapkan syahadat. Tak ada makian, celaan, maupun umpatan. Sebaliknya, ketika pamannya tetap tidak bersedia mengucapkan syahadat, beliau bersedih sambil berserah diri kepada Allah swt.
Jika dakwah bil hikmah sudah tidak lagi memadai, mauizhah hasanah juga tidak mempan, maka kaum Muslimin dapat berdakwah dengan "jadilhum billati hiya ahsan". Kita boleh berdebat, berbantah-bantahan, dan beradu argumentasi dengan cara ihsan. Kita boleh ngotot dalam mempertahankan kebenaran, tapi cara yang kita gunakan tetap dalam koridor dakwah, yaitu ahsan. Bukan sekadar baik, tapi terbaik. Wallahu a'lam.
Sumber : Majalah Hidayatullah edisi Juni 2015
Share this post :

Posting Komentar

PAPAN PENGUMUMAN

<<<
http://www.zonasukses.com/?ref=zs204386
>>>
Stokis HPAI

Popular Post

 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. riyadhul zannah - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger