SURAT AL-QALAM YAITU KONSEP DASAR MERUBAH KARAKTER NEGATIF MENJADI FOSITIF
PENDAHULUAN
Al-qur;an adalah wahyu Allah swt yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw melalui pelantaraan malaikat Jibril. Yang apa bila dibaca akan menjadi ibadah bagi orang yang membacanya. Allah swt telah mngutus nabi Muhammad saw untuk menyampikan Al-qur’an tersebut kepada umatnya.
Al-qur’an ini merupakan kitab suci yang menyempurnakan kitab-kitab yang sebelumnya yaitu kitab Jabur, Injill dan Taurat. Yang mana kitab Al-qur’an itu juga merupaka pedoman hidup bagi umat islam. Seseorang bisa dikatakan sebagai orang gila apbila ia tidak berqur’an.
PEMBAHASAN
Disibi penulis akan membahas tentang surat Al-Qalam. Surat Al-Qalam ini merupakan surat yang diwahyukan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw setelah surat Al-‘Alaq. Tujuannya dalam surat Al-Qalam ini yaitu cita-cita ber-qur’an. Dan juga ini merupakan sanggahan atau jawaban dari tuduhan orang-orang kapir kepada Nabi Muhammad saw bahwa beliau adalah orang gila. Sebagaimana dalam Surat Al-Hijr ayat 6 , “ Hai orang yang diturunkan Al-qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar- benar orang gila.” Orang yang gila itu bukanlah orang yang ber-qur’an akan tetapi orang yang tidak ber-qur’anlah adalah orang gila
Allah swt telah mengangkat derajat nabi Muhammad saw dengan khuluqil ‘adiim yaitu dengan ahlak yang agung. Surat Al-Qalam ini menyuruh kepada setiap orang untuk supaya hidup ber-qur’an dan membumikan al-qur’an.
Apabila surat Al-Qalam ini di terapkan oleh stiap orang dalam kehidupan sehari-hari, maka akan ada jaminan dari Allah swt bahwa dengan ber-Qur’an akan mendapat ganjaran yang tidak putus-putus, mendapatkan status sosial yang tinggi. Dengan demikian maka tidak akan ada timbul sifat togo, karena sifat tersebut telah dimatikan sebelum penberian Allah ini diterima.
Orang yang mempunyai karakter yang negatif adalah orang yang gila karena dia tidak ber-Qur’an. Sedangkan Al-Qur’an itu tidak mengajarkan atau isinya itu tidak membentuk pada karakter yang negatif, justru menjadikan karakter yang fositif. Bahkan sifat atau karakter yang negatif dapat dirubah menjadi fositif oleh Al-Qur’an.
Contohnya masyarakat mekah pada awalnya menentang habis-habisan wahyu yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Mengapa demikian? Karena di dalam wahyu itu banyak ungkapan yang sangat menyakitkan yang dirasakan oleh orang-orang makah. Misalnya menghina tuhan-tuhan mereka (berhala), dengan perkataan bahwa menyembah berhala adalah perbuatan yang lebih sesat dari binatang.
Adat jahiliyah pada saat itu dikendalikan oleh tokoh-tokoh mereka yng menganggap bahwa dirinya sangat terhormat, bahwa dirinya lebih dari satu dan bukanlah terbuat dari tanah akan tetapi terbuat dari bahan khusus. Ini jelas merupakan karakter yang tidak baik ( negatif ). Sehingga ini dapat memengaruhi yang lainnya, masyarakay Makah akan mempunyai karakter yang seperti itu karena faktor dari lingkungan yaitu karakter tokohnya yang tidak baik.
Setelahnya wahyu itu turun kepada Nabi Muhammad Saw dan menyampaikannya secara terus menerus kepada mereka, kemudian beliau dan para sahabat mampu memperagakan peradaban yang mulia, pelan-pelan pola pikir mereka berubah. Hidayah menetes membasahi hati mereka dan jiwanya. Terjadilah perubahan pola pikir yang cukup drastis.
Dapat kita lihat contoh yang lain yaitu sadisnya orang-orang kapir Makah pada saat belum ber-Qur’an. Prilaku mereka apabila mereka berkumpul, bersenang-senang dengan meminum-minuman keras. Ada seorang perempuan yang hamil, kemudian salah satu dari mereka menghampiri perempuan tersebut dan lelaki itu akan menghunus belati, untuk kemudian membedah perut perempuan tersebut dan mengeluarkan janinnya. Mereka melakukan hal itu tidak ada bedanya dengan mengeluarkan usus seekor kambing dengan terbahak-bahak.
Setelahnya janinitu dikelurkan, kemudian janin itu dipotong lehernya dan batok kepalanya diambil terus dikupas seperti mengupas kelapa. Setelahnya dikupas terus dijadikan mangkuk untuk minum arak.
Dengan beberapa contoh diatas dapat kita lihat bahwa karakter dan prilku mereka sebelum ber-Qur’an sangatlah tercela. Maka dengan datangnnya wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Karakter tersebut dapat dirubah oleh beliau, setelahnya mereka ber-Qur’an dengan disampaikannya wahyu yang kedua ini yaitu surat Al-Qalam maka karakter mereka berubah menjadi fositif.
Kita lihat realita pada sekarang ini khususnya di Indonesia, karakter umat islam sudah bukan lagi karakter yang sesuai dengan Al-Qur’an. Tapi menjadi karakter ke Barat-baratan. Ini terbentuk karena faktor lingkungan yang memengaruhinya. Umat islam di indonesia banyak yang tidak ber-Qur’an. Berarti pada hakikatnya umat ini adalah umat yang gila. Dapat kita lihat mulai dari pola pkirnya, berpakaiannya yang terbuka auratnya, pola makannya sampai-samoai kencingnya juga tidak sesuai yang diajarkan islam bahkan di mesjid-mesjid yang besarpun dipersiapkan tempat untuk kencing secara berdiri. Dengan adanya tempat yang dipersiapkan seperti itu maka orang yang sering ada di lingkungan itu karakter yang terbentuk akan seperti demikian ( buang air kecil dengan berdiri ). Ini terjadi pertanda surat Al-Qalam belum sampai kepada umat khususnya di Indonesia.
PENUTUP
Dari pemaparan beserta contoh-contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa surat Al-Qalam merupakan konsep dasar untuk merubah karakter yang negatif menjadi fositif. Karena didalamnya menyuruh kita untuk ber-Qur’an. Apabila segala sesuatu itu dilakukan berdasarkan Al-Qur’an, maka tidak ada yang diragukan lagi serta jadilah orang yang normal bukan menjadi orang yang tidak normal (gila).
Posting Komentar